Tuesday 6 May 2014

Arti Physics



.Arti Fisika
Berikut ini adalah pengertian dan definisi Fisika:
# KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Fisika adalah imu tentang zat dan energi (seperti panas, cahaya, dan bunyi)
# YOUNG, HUGH D
Fisika adalahsalah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan
# EFRIZON UMAR
Fisika adalah ilmu yang didasarkan pada besaran-besaran fisika
# MIKRAJUDDIN
Fisika merupakan cabang utama sains karena prinsip-prinsipnya dijadikan dasar bagi cabang-cabang sains yang lain
# BAMBANG RUWANTO
Fisika adalah salah satu bagian dari ilmu-ilmu dasar (sains) dan merupakan ilmu yang fundamental
# OSA PAULIZA
Fisika adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu
# GORIS SERAN D
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang menjadi dasar perkembangan teknologi maju
# ARI DAMARI
Fisika merupakan ilmu yang menjelaskan tentang gejala alam
# ENSIKLOPEDIA
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda atau materi dan gerakannya beserta kegunaannya bagi manusia

Arti Metaphysics



Arti Metafisika

Metafisika secara harfiah adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.
Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.

Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah fisika”
Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras), ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya.

Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb :

1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta;
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.

Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni :

Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.

Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN (iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).

METAFISIKA adalah sebuah kekuatan yang terletak pada kekuatan mental, akal pikiran, hati, jiwa serta semua fisik tubuh manusia, yang mana jika manusia bisa membangkitkan kinerja semua unsur tubuh mereka, maka mereka memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dalam istilah spiritual lebih dikenal sebagai ilmu ghaib (yang kekuatannya bisa dari unsur luar yakni jin atau qorin/sedulur papat) dan istilah bagi mereka yang berkecimpung di dunia pencak silat dan olah pernafasan, metafisik disebut sebagai tenaga dalam, yakni sebuah inti energi yang terletak pada kekuatan nafas dan pikiran (visualisasi).

Jadi pada dasarnya Metafisik, Tenaga Dalam serta Ilmu Ghaib merupakan satu rangkaian, yang intinya mengaktifkan kekuatan/energi yang berasal dari kekuatan Non-Sains. Dan di Majapahitsakti yang diaktifkan adalah unsur cakra dengan membuka 7 cakra utama serta pengendalian khadam, baik dari qorin maupun dari luar yakni Rijalul Ghaib

Manfaat Falsafah Metafisika



            Manfaat metafisika bagi pengembangan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan saintifik pada  umumnya maupun ilmu-ilmu pengetahuan berbasis keagamaan. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigma ilmiah, ketika  kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dari luar, antara lain: metafisika, sains yang lain, kejadian personal dan histories.

2.      Metafisika mengajarkan cara berpikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatik (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.

3.      Metafisika mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru.

4.      Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream, seperti: monisme, dualisme, pluralisme, sehingga  memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu.

5.      Metafisika menuntut orisinalitas berpikir, karena setiap metafisikus menyodorkan cara  berpikir yang cenderung subjektif dan menciptakan terminologi filsafat yang khas. Situasi semacam ini diperlukan untuk pengembangan ilmu dalam rangka menerapkan heuristika.

6.      Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama (First principle) sebagai kebenaran yang paling akhir. Kepastian ilmiah dalam metode skeptis.

7.      Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir Pengada,artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggung jawab bagi diri, sesama, dan dunia. Penghayatan atas kebebasan di satu pihak dan tanggung jawab di pihak lain merupakan sebuah kontribusi penting bagi pengembangan ilmu yang sarat dengan nilai (not value-free)

Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi antara pengada yang satu dengan pengada yang lain. Aplikasi dlm ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan mutlak dibutuhkan, tidak hanya antar ilmuwan sejenis, tetapi juga antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya pemahaman atas realitas keilmuwan.

Falsafah Metafisika Agama

   

            Ilmu filosofis tertinggi adalah metafisika karena materi subyeknya berupa wujud non fisik mutlak yang menduduki peringkat tertinggi dalam hierarki wujud. Dalam terminology religius, wujud non fisik mengacu kepada Tuhan dan malaikat. Dalam terminology filosofis, wujud ini merujuk pada Sebab Pertama, sebab kedua, dan intelek aktif.

Filsafat Metafisika tentang agama, yaitu pemikiran filsafati (kritis, analitis, rasional) tentang gejala agama: hakekat agama sebagai wujud dari pengalaman religius manusia, hakikat hubungan manusia dengan Yang Suci (Numen) sakral : adanya kenyataan trans-empiris, yang begitu mempengaruhi dan menentukan, tetapi sekaligus membentuk dan menjadi dasar tingkah-laku manusia.  Yang quddus itu dikonsepsikan sedemikian rupa sebagai Mysterium Tremendum et Fascinosum; kepada-Nya manusia hanya beriman, yang dapat diamati (oleh seorang pengamat) dalam perilaku hidup yang penuh dengan sikap "takut-dan-taqwa", pemikiran menuju pembentukan infrastruktur rasional bagi ajaran agama. Dalam kajian metafisika agama dan khususnya Islam salah satu tujuannya adalah untuk menegakkan bangunan fondasi teologis dan tauhid secara benar. Karena tauhid merupakan dasar dari ajaran Islam.

Kekokohan konsepsi metafisika agama (Islam) dimaksudkan untuk menjawab tantangan pendapat para pendukung materialisme -khususnya positifisme- yang mengingkari eksistensi immateri dan supra-natural, yang kedua hal tersebut adalah saripati dan hekekat substansi nilai keagamaan. Disinilah setiap pemikir agama harus melakukan -minimal- menjawab dua hal pokok yang menjadi tantangan kelompok meterialistik yang tidak meyakini hal-hal yang supraindrawi,immateri dan; Pertama: pemikir agama harus mampu membuktikan keterbatasan indera manusia dalam melakukan eksperimen dan menyingkap segala eksistensi materi alam semesta. Kedua: Membuktikan keberadaan hal-hal yang bersifat non-inderawi, namun memiliki eksistensi riil dalam kehidupan di alam kosmologi yang luas ini.

Metafisika, berbeda dengan kajian-kajian tentang wujud partikular yang ada pada alam semesta. biologi mempelajari wujud dari organisme bernyawa, geologi mempelajari wujud bumi, astronomi mempelajari wujud bintang-bintang, fisika mempelajari wujud perubahan pergerakan dan perkembangan alam. Tetapi metafisika agama mempelajari sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh semua wujud ini yang dipandu oleh dimensi ke -ilahiaan untuk menemukan kebenaran hakiki atas religiusitasnya.

Kajian tentang metafisika dapat dikatakan sebagai suatu usaha sistematis, refleksi dalam mencari hal yang berada di belakang fisik dan partikular. Itu berarti usaha mencari prinsip dasar yang mencakup semua hal dan bersifat universal.Yakni sebagai hal “penyelidikan tentang Tuhan”, bisa juga dikatakan sebagai “penyelidikan tentang dunia ilahi yang transenden”. Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi. Ibarat seorang untuk mempelajarinya menghabiskan waktu yang tidak pendek. Ber-metafisika membutuhkan energi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dengan konsepsi falsafah Metafisika dalam perkembangan pemikiran Islam.  Disinilah perlu dilakukan sebuah pemetaan berkaitan dengan konsepsi falsafat metafisika  dalam wacana pemikiran Islam. Maka dapat dipetakan kedalam sejumlah  aspek penting yang mesti dideskripsikan oleh falsafah metafisika sehingga islam menjadi agama yang memiliki bentuknya yang komprehensip. Misalnya pertanyaan-pertanyan yang menyangkut hal - hal  sebagai berikut bagaimana pemikir islam merumuskan hakekat metafisis Aqal dan Jiwa (hakekat metafisis Manusia), Bagaimana pemikir Muslim merumuskan hakekat metafisis Wujud (metafisika ketuhanan), dan Bagaimana Pemikir-pemikir Muslim  mengkonsepsikan hekakat Metafisis Falsafat Wahyu dan Nabi dan lain sebagainya. Pada hakekatnya segala hal yang berkaitan dengan konsepsi Islam berpedoman kepada hal-hal yang bersifat Ghoib. Maka untuk memberi rumusan  hal-hal yang bersifat ghoib ini para pemikir muslim berjuang sekuat tenaga melalui akal pikirnya untuk berijtihad menjawabnya sehingga melahirkan sejumlah konsep yang dapat dijadikan sumber rujukan.

Ilmu metafisika adalah ilmu yg melebihi ilmu fisika. Berbeda dari pengertian ilmu metafisika dalam khasanah western science, Falsafah metafisika Islam adalah ilmu fisika yg dilanjutkan atau ditingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu bi al-ghoibi (ghaib atau rohani). Berkaitan dengan konsepsi keagamaan maka dengan ilmu metafisika akan terungkap apa itu agama secara lebih komprehensif. Kebenaran-kebenaran dan rahasia-rahasia agama yg selama ini dianggap misterius, mistik, ghaib, dan sebagainya akan menjadi sebuah konseptualisasi yang cukup nyata, relatif riel, dan dapat dijelaskan secara falsafi. Hal ini mirip dengan peristiwa-peristiwa kimiawi yg dulunya dianggap misterius, nujum, sulap, untuk menakut-nakuti, dsbnya, dengan ilmu kimia menjadi nyata, dan seolah-olah riel, dan dapat dijelaskan secara filosofis misalnya unsur air (H2O) Asam Klorida(HCL) Besi (Fe) dan lain sebagainya .

Dengan ilmu metafisika jelas bahwa agama tak lain terdiri dari hukum-hukum yang  secara konseptual riel seperti juga alam jagad raya yag tak lain terdiri dari hukum-hukum fisika, kimia, dan biologi. Hanya saja martabat dan dimensi hukum-hukum agama tersebut lebih tinggi dan bersifat hakiki, absolut serta jika dilihat secara filosofis nampaklah sangat sempurnanya alam ini. Tujuan pembahasan  metafisika adalah untuk membangun suatu sistem alam semesta yang dapat memadukan ajaran agama dengan tuntutan akal.

Dengan penjelasan yg masuk akal yang falsafi filosofis maka ajaran-ajaran agama dapat diterangkan secara logis sehingga keimanan semakin meningkat. Tanpa penjelasan yang  falsafi metafisis logis maka ajaran agama menjadi dogma. Tanpa penjelasan yang logis falsafai metafisis,juga maka  ajaran agama sekedar pil yang harus di telan sehingga tidak akan dapat dihayati maksud dan tujuannya oleh umat beragama. Dari sebuah ritual dan perintah – perintah agama  yang membentuk berbagai ritualitas agama hanya bermakna sebagai beban  yang sangat berat bagi umatnya. Dengan metafisika ilmiah lah kita bisa menghargai betapa tanpa adanya agama maka manusia tidak mungkin percaya adanya Tuhan.

            Problematika kajian metafisika tentang kosmos atau alam semesta (makrokosmos) bukanlah membicarakan alam semesta dalam pengertian entitas-entitas yang berbeda di alam melainkan semesta sebagai keseluruhan. Pada dasarnya tidak ada sesuatu halpun di alam  ini yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra namun demikian, merupakan suatu kemustahilan untuk menangkap secara indrawi; suatu keseluruhan sebagai keseluruhan.

Video Pembelajaran Penerapan Fisika Gerak harmonik pada bandul Check It Out!! :D

http://youtu.be/KkPJYtuHFbc

Isra’ dan Mi’raj Antara Fenomena Fisika dan Metafisika


a.    Kajian Metafisika
Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa Isra’ dan Mikraj yang dialaminya, pada masa itu terdapat dua kubu, antara kubu (kaum) yang percaya (beriman) dan kaum yang tidak tidak percaya (kaum Quraisy). Bagi umat Muslim, bahwa seseorang disebut beriman, jika dia percaya kepada  hal-hal ghaib (metafisika) yang terangkum pada 6 rukun iman. Diantaranya:
(1) beriman (percaya) kepada Allah SWT,
(2) percaya kepada adanya Malaikat,
(3) percaya kepada Rasul-Rasul Allah,
(4) percaya kepada Kitab-Kitab Allah,
(5) percaya kepada adanya Hari Kiamat,
(6) percaya kepada Qada dan Qadar (Takdir Allah di alam semesta).

Berkaitan dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu, itu berarti seorang Muslim langsung mengimplementasikan keyakinannya kepada 6 rukun iman di atas.
(1)      Apa yang diwahyukan/disampaikan oleh Rasul Muhammad SAW berarti semuanya benar. Ini implementasi rukun iman ke-3 dan ke-4
(2)      Rasulullah dibantu oleh Malaikat Jibril untuk perjalanan itu. Ini Rukun iman ke-2
(3)      Malaikat Jibril “membawa” Nabi ke Palestina dan ke Sidratul Muntaha (langit ke-7) tentu atas perintah dari Allah SWT. Ini rukun iman ke-1 dan ke-2
(4)      Selama perjalanan Mi’raj (ke langit), Nabi diperlihatkan bagaimana bentuk balasan dari umat manusia yang taat dan membangkang terhadap perintah Allah SWT setelah hari Kiamat kelak. Ini rukun iman ke-5.
(5)      Kita percaya kepada semua ketentuan Allah SWT di alam semesta ini baik kita inginkan maupun tidak kita inginkan, baik bisa diterima logika maupun belum. Ini yang disebut sebagai Qada dan Qadar. Dan Ini adalah bentuk aplikasi rukun iman ke-6.



b.        Kajian Fisika
Di dalam ilmu fisika modern, kecepatan partikel/benda yang paling cepat saat ini adalah kecepatan cahaya (light speed). Kecepatan cahaya adalah sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai 299.792.458 meter per detik. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta kelajuan cahaya. Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. (www.wikipedia.org).
Nilai c hasil perhitungan => c = 299792.5 km/det
Nilai c hasil pengukuran:
1.    US National Bureau of Standards, c = 299792.4574 + 0.0011 km/det
2.    The British National Physical Laboratory, c = 299792.4590+0.0008 km/det
3.    Konferensi ke 17 tentang Ukuran dan Berat Standar “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299792458 detik (http://efrialdy.wordpress.com).

Malaikat terbuat dari Cahaya (Nur), seperti pada dalil berikut ini:
“Allah menciptakan malaikat dari cahaya, menciptakan jin dari nyala api, dan menciptakan Adam dari apa yang telah disifatkan (dijelaskan) kepada kalian.”(Diriwayatkan Muslim). DR. Mansour Hassab El Naby, pakar astrofisika dari Mesir  telah berhasil membuktikan pernyataan Al-Qur’an dan hadist Rasulullah SAW bahwa Zat Malaikat adalah Cahaya. Dasar  El Naby adalah Al-Qur’an surah As-Sajadah ayat 5 yang menyatakan sebagai berikut:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”
Diketahui bahwa kecepatan cahaya sebesar 300.000 km per detik (bulatan angka 299.792,4989 km/detik temuan el-Naby). Jika benar materi malaikat adalah cahaya, maka mau tak mau kecepatan geraknya haruslah sesuai dengan ukuran kecepatan cahaya temuan para fisikawan.
Untuk hal itu, elNaby harus membuktikan  apakah benar pernyataan Al-Qur’an ini; kecepatan malaikat 1 : 1000 tahun adalah sama nilainya dengan 300.000 km/detik. Jika benar (1:1000) = 300.000 km/detik, berarti benarlah bahwa zat malaikat adalah cahaya. Apa hasilnya ? Ternyata 1 :1000. tahun = 300.000 km/detik!  (Sumber: Pettarani Bone, Kompasiana.com, 20 Januari 2012, “Umur 63 Tahun Tidak Sampai Satu Detik”).

Teori Fisika Vs Makhluk Halus


Fenomena makhluk halus selalu menarik dibicarakn.Masalah ini diterangkan dalam berbagai sisi keilmuan, menuut agama hingga sains.Percaya akan keberadaan meakhluk halus memang wajib, namun menyikapi dengan logika sehingga menempatkan makhluk ghoib bukan sebagai kultus yang mesti ditakuti, diberi makan atau dikeramatkan, Dengan memahami konsep makhluk halus secara ilmu pengetahuan mungkin akan membuat kita lebih berani dan tidak takut berlebihan.
Nah, Menurut hokum fisika setidaknya ada 3 teori yang membahas tentang makhluk halus, yakni:



 

1.Hukum Kekekalan Energi
Albert Einstein,sang legenda ilmu fisika pernah membuktikan bahwa segala bentuk energy di alam semesta ini adalah bersifat konstan. Artinya, energy energy tidak bias diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.Tahukah kalian, bahwa di dalam diri manusia yang hidup terdapat energy listrik yang memungkinkan jantung tetap berdetak, otak tetap bekerja dan kita tetap bias bernafas.
Nah ketika manusia mati,energy yang ada didalam tubuhnya tentu saja harus berubah bentuk yang lain. Teori yang paling masuk akal adalah energy tersebut kembali kea lam semesta, nah energy elektromagnetik dari manusia mati inilah yang pada konsentrasi tertentu bias terlihat dalam bentuk-bentuk tertentu.Dan tentu saja biasanya masih mengandung materi atau sifat-sifat dari asalnya. Sehingga kita sering mendengar orang-orang yang sudah melihat sosok orang yang telah meninggal.

2.Hukum Coloumb

 
Makhluk halus menyimpan energy elektromagnetik (-) negative, sedangkan seperti yang kita ketahui, bahwa planet bumi kita juga mengandung muatan (-) negative.Dan berdasarkan hokum coloumb, kita tahu bahwa muatan yang senama bersifat tolak menolak, sedangkan muatan yang berbeda akan saling tarik menarik. Nah karena itulah makhluk halus bersifat saling menolak dengan bumi dan munculah teori bahwa makhluk halus tidak menapak bumi dikarenakan gaya tersebut.






3.Hukum Panjang Gelombang

Vic Tandy Pakar elektromagnetika dan computer dari universitas Converty mengatakan penglihatan terhadap objek makhluk halusdipengaruhi oleh gelombang suara infrasonicatau dengan gelombang suara yang intensitas frekuensinya sangat rendah dan tidak dapat ditangkaap oleh telinga.Namun jika terjadi dalam intensitas yang cukup besar maka manusia mampu menangkap suara tersebut.
Ada fakta yang menarik secara sains soal makhluk halus, seperti misalnya yang dilansir NASA mendukung teori Vic Tandy bahwa mata manusia beraksi terhadap gelombang nada rendah. Pada panjang gelombang 18 Hertz bola manusia mulai begetar dan sering memunculkan objek asing yang sering diterjemahkan sebagai makhluk halus.